Selamat datang, para pembaca budiman! Kali ini, kita akan membahas tentang salah satu ibadah sunnah yang dilaksanakan di bulan Ramadan, yaitu shalat tarawih. Bagi sebagian umat Muslim, shalat tarawih sudah sangat umum dilakukan pada malam Ramadan. Namun, tahukah Anda apa sebenarnya pengertian tarawih? Bagaimana doa dan keutamaannya menurut versi Islam? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Pengertian Tarawih: Ibadah Sunnah di Bulan Ramadan
Tarawih adalah salah satu ibadah sunnah yang dilakukan oleh umat muslim di bulan Ramadan, yaitu saat bulan penuh berkah dan berlimpah rahmat. Ibadah tarawih ini sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW dan dilaksanakan sejak masa kehidupannya hingga kini. Tarawih memiliki makna ‘istirahat’ dalam bahasa Arab karena dalam pelaksanaannya terdapat jeda di antara setiap rakaatnya. Ibadah ini sangat penting dan menjadi kesempatan bagi umat muslim untuk memperbanyak amal ibadah, memohon keridhaan Allah dan membersihkan diri dari dosa di bulan Ramadan yang penuh berkah.
Tarawih dilakukan setelah sholat Isya, dimulai dari bulan Ramadan hingga selesai menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh. Ibadah tarawih dilaksanakan di masjid dengan membaca Al-Quran di hadapan Allah yang maha kuasa. Setiap malamnya, umat muslim akan membaca 1 juz Al-Quran dalam pelaksanaan tarawih. Biasanya, tarawih dilakukan selama 30 malam di masjid, sehingga bisa menyelesaikan membaca Al-Quran dalam bulan Ramadan.
Tarawih termasuk dalam rukun iman lima dan menjadi ibadah yang sangat penting bagi umat muslim. Dalam pelaksanaannya, umat muslim dapat merenungi ayat-ayat Al-Quran yang dibaca dan memperbaiki kualitas diri sebagai seorang muslim yang baik. Setiap malamnya, terdapat kekhususan dalam membaca Al-Quran. Misalnya, pada malam pertama dibaca surat Al-Fatihah, sedangkan pada malam kedua dibaca surat Al-Baqarah, dan seterusnya hingga membaca seluruh isi Al-Quran.
Selain membaca Al-Quran, pada pelaksanaan tarawih umat muslim juga melaksanakan aktifitas tambahan lain. Misalnya, membaca doa setelah tarawih, berdzikir, beristighfar, atau membaca kitab suci selain Al-Quran.
Tarawih juga menjadi kesempatan bagi umat muslim untuk mempererat tali silaturahmi dengan sesama muslim. Selain memperbanyak amalan ibadah, tarawih juga merangkum kebersamaan dan kebhinekaan antar sesama muslim. Tarawih dilaksanakan bersama-sama dan menjadi momen untuk berinteraksi dengan sesama dalam meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Seperti ibadah-ibadah lainnya, tarawih juga memiliki keutamaan yang luar biasa bagi umat muslim. Dalam pelaksanaannya, umat muslim dianjurkan membaca Al-Quran secara tartil dan merenungi makna di balik setiap ayat yang dibaca. Kemudian, Al-Quran yang dibaca dalam pelaksanaan tarawih akan menjadi sebab untuk mendapatkan ampunan dari Allah SWT. Selain itu, banyak pahala lain yang bisa didapat saat melaksanakan tarawih, baik pahala dunia maupun pahala akhirat.
Untuk umat muslim yang ingin melangsungkan ibadah tarawih, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, tarawih dilaksanakan setelah sholat Isya, dan sebaiknya dilakukan di masjid dengan membaca bacaan Al-Quran sekitar 1 juz per malamnya. Kedua, untuk umat muslim yang tidak bisa datang ke masjid, tarawih bisa dilakukan di rumah. Kita bisa membaca bacaan Al-Quran sendiri atau dengan orang tua atau keluarga.
Kesimpulannya, tarawih adalah ibadah sunnah yang sangat dianjurkan dalam bulan Ramadan yang penuh berkah. Dalam pelaksanaannya, umat muslim membaca bacaan Al-Quran sekitar 1 juz per malamnya dan melakukan aktifitas tambahan lain. Selain itu, tarawih juga menjadi kesempatan bagi umat muslim untuk mempererat tali silaturahmi dengan sesama, meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, serta mendapatkan banyak pahala dunia dan pahala akhirat dari Allah SWT.
Sejarah dan Asal Muasal Tarawih dalam Islam
Tarawih merupakan salah satu ibadah yang dilakukan pada bulan Ramadan. Ibadah tarawih sangat berarti bagi umat Muslim karena dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas anugerah bulan suci Ramadan. Namun, sebelum mempelajari tarawih lebih jauh, sebaiknya kita ketahui terlebih dahulu sejarah dan asal muasal dari ibadah tersebut.
Sejarah tarawih dapat ditelusuri dari masa Rasulullah SAW. Dalam kitab shahih Bukhari dan Muslim, diceritakan bahwa Rasulullah SAW pernah menunaikan tarawih bersama para sahabatnya di bulan Ramadan. Pada malam pertama Ramadan, Rasulullah SAW memimpin para sahabat dalam menunaikan shalat tarawih, dan akhirnya kebiasaan tersebut terus dipraktikkan di seluruh umat Islam hingga saat ini.
Adapun asal muasal kata tarawih sendiri berasal dari bahasa Arab, yang memiliki arti istirahat atau jeda. Hal tersebut merujuk pada istirahat yang dilakukan antara setiap empat rakaat shalat tarawih. Awalnya, shalat tarawih hanya terdiri dari delapan rakaat, namun kemudian meningkat menjadi dua belas rakaat dan terkadang bahkan dua puluh rakaat.
Menurut sejarah, pada masa Khalifah Umar bin Khattab, beliau memperkenalkan tradisi shalat tarawih pada seluruh umat Islam. Pada masa itu, shalat tarawih dilakukan secara berkelompok dan dipimpin oleh seorang imam. Pada abad ke-4 Hijriyah, banyak orang yang mulai membagi shalat tarawih menjadi dua bagian, di mana setiap bagian terdiri dari dua belas rakaat.
Selanjutnya, pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz pada abad ke-8 Hijriyah, shalat tarawih menjadi semakin terorganisir. Beberapa imam mulai menggunakan Al-Quran dalam shalat tarawih sebagai bacaan dalam setiap rakaat. Hal ini membuat shalat tarawih semakin teratur dan menjadi lebih proporsional.
Di beberapa negara Muslim, shalat tarawih bahkan menjadi tradisi yang sangat terkenal dan diiringi dengan acara pengajian dan doa bersama. Di Indonesia, acara tersebut biasa disebut dengan istilah tadarus Al-Quran. Selama bulan Ramadan, umat Muslim di Indonesia akan berbondong-bondong ke masjid untuk menunaikan ibadah tarawih, di mana biasanya di dalamnya ada pengajian dan zikir bersama.
Dalam salah satu hadist yang diriwayatkan oleh Imam Buhari dan Muslim, Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa “barang siapa yang menunaikan shalat tarawih di bulan Ramadan dengan iman dan penuh harapan untuk mendapatkan pahala dari Allah SWT, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
Dari sini, kita dapat memahami betapa pentingnya shalat tarawih bagi umat Muslim. Selain sebagai bentuk rasa syukur atas anugerah bulan Ramadan, shalat tarawih juga merupakan ibadah yang sangat dianjurkan dalam agama Islam. Itulah sejarah dan asal muasal tarawih dalam Islam yang perlu kita ketahui sebagai umat Muslim.
Tuntunan Pelaksanaan Shalat Tarawih bagi Umat Muslim
Shalat tarawih adalah salah satu ibadah sunnah yang dilakukan pada malam bulan Ramadan. Ibadah ini dilakukan setelah shalat Isya dan bisa dilaksanakan sendiri atau berjamaah, tidak seperti shalat wajib yang harus dilaksanakan secara berjamaah. Di Indonesia, shalat tarawih dilakukan di masjid dan banyak umat muslim yang antusias mengikuti ibadah ini.
Tujuan dari shalat tarawih adalah untuk memperbanyak amalan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Selain itu, shalat tarawih juga dianggap sebagai sarana penghilang dosa dan keburukan serta sebagai sarana penguat iman dan taqwa. Shalat tarawih dilakukan dengan cara yang sama dengan shalat wajib. Berikut adalah tuntunan pelaksanaan shalat tarawih bagi umat muslim:
1. Menyiapkan diri dan lingkungan
Sebelum memulai shalat tarawih, kita perlu mempersiapkan diri secara lahir dan batin. Kita harus memastikan bahwa diri kita bersih dari najis dan pakaian yang kita kenakan bersih. Kita juga harus memastikan bahwa lingkungan shalat kita bersih dan tenang. Lingkungan shalat yang tenang akan membantu kita khusuk dalam beribadah.
2. Memahami tata cara shalat tarawih
Shalat tarawih dilakukan dengan cara yang sama dengan shalat wajib. Kita harus memahami tata cara shalat tarawih sebelum kita melaksanakannya. Shalat tarawih terdiri dari empat rakaat, dan setiap dua rakaat diikuti dengan salam. Selain itu, dalam shalat tarawih juga dibaca beberapa surat pendek dari Al-Quran.
3. Mencari hikmah dari shalat tarawih
Shalat tarawih tidak hanya dilakukan untuk memperbanyak amalan ibadah, tetapi juga harus dijalankan dengan penuh makna. Salah satu hikmah dari shalat tarawih adalah untuk mengontrol hawa nafsu dan meningkatkan kesabaran. Kita melakukan shalat tarawih dengan menahan lapar dan dahaga, dan ini menjadi bentuk pelatihan diri untuk mengendalikan hawa nafsu. Selain itu, shalat tarawih juga mampu meningkatkan kesabaran kita karena merupakan ibadah yang dilakukan secara berulang selama bulan Ramadan.
Hikmah lain dari shalat tarawih adalah sebagai sarana untuk memperkuat ikatan silaturahmi. Shalat tarawih dilakukan secara berjamaah, sehingga semua orang yang melaksanakannya bisa berinteraksi dan saling mengenal satu sama lain. Selain itu, shalat tarawih juga menjadi sarana untuk saling mengingatkan dalam menjalankan ibadah dan meningkatkan semangat ukhuwah islamiyah.
Kesimpulan
Shalat tarawih menjadi salah satu ibadah sunnah yang harus dilakukan pada bulan Ramadan. Selain memperbanyak amalan ibadah, shalat tarawih juga memiliki banyak hikmah, seperti mengontrol hawa nafsu, meningkatkan kesabaran, dan memperkuat ikatan silaturahmi. Dalam melaksanakan shalat tarawih, kita perlu mempersiapkan diri dan lingkungan, memahami tata cara shalat tarawih, dan mencari hikmah dari shalat tarawih. Dengan begitu, kita bisa beribadah dengan penuh makna dan mendapat berkah dari Allah SWT.
Keutamaan dan Manfaat Ibadah Tarawih dalam Kehidupan Sehari-hari
Sebagai umat Islam, ibadah tarawih merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat penting dilakukan saat bulan Ramadan tiba. Terdapat banyak keutamaan dan manfaat yang dapat kita peroleh ketika menunaikan ibadah tarawih ini.
Keutamaan pertama dari ibadah tarawih adalah keutamaan malam Ramadan itu sendiri. Ibadah tarawih dilakukan pada malam bulan Ramadan yang penuh dengan keberkahan dan ampunan. Banyak surah di dalam Al-Quran yang turun pada malam tersebut, seperti surah Al-Qadr yang menyimpan kebahagiaan luar biasa bagi orang-orang yang membaca dan memahaminya.
Keutamaan kedua adalah mendapatkan pahala yang besar. Ketika kita melaksanakan ibadah tarawih dengan khusyu dan penuh keikhlasan, maka Allah SWT akan memberikan pahala yang besar kepada kita. Hal ini terbukti dengan hadis Nabi Muhammad SAW yang menyebutkan bahwa setiap kaum muslimin yang melakukan shalat tarawih dengan iktikaf dan penuh keikhlasan, maka Allah akan memberikan pahala seperti shalat malam bagi orang yang melakukan ibadah sepanjang tahun.
Keutamaan ketiga adalah mendapatkan kesehatan dan kebugaran tubuh. Melakukan ibadah tarawih pada malam hari juga dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Kegiatan tarawih dapat membantu mengurangi tekanan darah dan menurunkan risiko penyakit jantung. Orang yang rajin menunaikan ibadah tarawih juga diyakini memiliki lebih banyak energi dan kebugaran tubuh.
Terakhir, keutamaan keempat adalah mendapatkan ketenangan dan kedamaian hati. Ibadah tarawih sangat membantu untuk menenangkan dan membersihkan hati dari kegelisahan dan kekhawatiran. Dengan fokus pada ibadah, kita dapat meredakan stres dan kecemasan yang sering kali melanda dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kehidupan sehari-hari, manfaat ibadah tarawih juga sangat banyak. Ketika kita rutin menjalankan shalat tarawih, maka kita akan terbiasa untuk disiplin dan teratur. Kita juga akan terlatih untuk meningkatkan konsentrasi dan kefokusan. Hal ini sangat bermanfaat ketika kita sedang menjalani tugas-tugas atau pekerjaan yang memerlukan konsentrasi yang tinggi.
Selain itu, ibadah tarawih juga dapat membantu kita untuk menjadi pribadi yang lebih sabar dan tahan uji. Ketika kita menjalani ibadah tarawih dengan konsisten dan penuh keikhlasan, maka kita juga akan terlatih untuk menjadi pribadi yang kuat dan sabar dalam menghadapi segala ujian kehidupan.
Demikianlah keutamaan dan manfaat ibadah tarawih dalam kehidupan sehari-hari yang dapat kita peroleh. Selain amal ibadah yang diberikan kepada Allah SWT, ibadah tarawih juga memberikan banyak kebaikan dan manfaat dalam kehidupan kita. Mari kita kerjakan dengan sungguh-sungguh dan penuh rasa syukur.
Perbedaan antara Tarawih dan Shalat Witir dalam Agama Islam
Tarawih dan Shalat Witir adalah dua ibadah shalat tambahan yang dilakukan umat muslim pada bulan Ramadhan setelah menunaikan shalat isya. Meskipun dapat terdengar serupa, sebenarnya terdapat perbedaan antara keduanya. Berikut adalah penjelasan tentang perbedaan tarawih dan shalat witir dalam agama islam.
Tarawih
Tarawih adalah shalat sunnat yang dilakukan setelah shalat isya pada bulan Ramadhan. Shalat ini dilakukan dalam empat atau dua belas rakaat yang diakhiri dengan shalat witir.
Tarawih tidak diwajibkan oleh agama islam seperti shalat fardhu, namun sangat dianjurkan untuk dilaksanakan oleh umat muslim pada bulan Ramadhan. Shalat tarawih dilakukan secara berjamaah di masjid atau musholla, dan biasanya diimami oleh seorang hafiz atau syaikh yang ahli membaca Al-Quran dengan baik.
Adapun jumlah rakaat dalam tarawih telah berbeda pendapat di kalangan ulama. Mayoritas ulama menyepakati untuk melaksanakan 8 rakaat dalam tarawih. Namun, ada pula yang mempraktikkan 20 rakaat, 36 rakaat, bahkan 100 rakaat.
Shalat tarawih biasanya diakhiri dengan shalat witir. Ada dua pilihan dalam melaksanakan shalat witir, yaitu dengan melakukan satu rakaat atau tiga rakaat. Shalat witir harus dilakukan setelah shalat tarawih, dan boleh dilaksanakan di rumah atau di masjid.
Shalat Witir
Shalat witir juga dilakukan setelah shalat isya pada bulan Ramadhan, namun berbeda dengan tarawih, shalat witir dilaksanakan sebagai shalat wajib yang harus dilakukan oleh umat muslim. Jumlah rakaat pada shalat witir adalah ganjil, yaitu satu, tiga, lima, tujuh, sembilan, sebelas, atau tiga belas rakaat.
Shalat witir biasanya dilakukan setelah shalat tarawih, dan dapat dilakukan setelah menjalankan shalat fardhu isya apabila seseorang tidak ingin melakukan shalat tarawih di masjid. Shalat witir juga dapat dilakukan di rumah tanpa harus menanti jalannya shalat tarawih.
Shalat witir dirangkaikan dengan doa qunut pada rakaat terakhirnya. Doa qunut terdiri dari memohon ampun kepada Allah serta memohon bantuan dan cahaya kebenaran dari-Nya.
Perbedaan antara Tarawih dan Shalat Witir
Perbedaan utama antara tarawih dan shalat witir adalah pada wajib atau sunnatnya. Tarawih dilakukan sebagai shalat sunnat yang sangat dianjurkan pada bulan Ramadhan, namun tidak diwajibkan. Sedangkan shalat witir diwajibkan bagi semua umat muslim setiap malam sepanjang tahun, namun merupakan pilihan aksen atau sunnat pada bulan Ramadhan.
Perbedaan lainnya adalah pada jumlah rakaat dan doa qunut. Tarawih dilaksanakan dalam 8, 20, 36, atau 100 rakaat yang diakhiri dengan shalat witir satu atau tiga rakaat. Sedangkan shalat witir dilakukan minimal satu rakaat dan maximal 13 rakaat dengan rangkaian doa qunut pada rakaat terakhirnya.
Kedua ibadah shalat ini memiliki kedudukan yang tinggi dalam agama islam karena dilaksanakan sebagai bentuk ibadah kepada Allah. Meski terdapat perbedaan antara keduanya, keduanya tetap harus dilaksanakan dengan penuh kesungguhan dan kekhusyukan agar mendapatkan pahala dan rahmat dari Allah SWT.
Itulah pengertian tarawih beserta doa dan keutamaannya versi Islam yang harus kita ketahui sebagai umat Muslim. Tarawih adalah kesempatan bagi kita untuk mendapatkan pahala besar di bulan Ramadhan. Kita harus bersyukur karena Allah SWT memberikan kita kesempatan untuk melakukan ibadah pada malam hari tersebut. Selain itu, melalui tarawih kita dapat memperkuat hubungan dengan Allah SWT, menambah ilmu agama dan mendapatkan keberkahan. Semoga informasi ini bermanfaat bagi kita semua dan mari kita tingkatkan kualitas ibadah tarawih kita di bulan Ramadhan ini. Selamat beribadah!