Halo para pembaca yang budiman! Bagi kamu yang sedang mencari pekerjaan, sudahkah kamu familiar dengan istilah wawancara? Yup, wawancara merupakan salah satu tahap seleksi yang harus dilalui para pelamar kerja. Di sinilah kamu akan berhadapan dengan pihak perusahaan atau pewawancara, yang akan menilai kemampuan, pengalaman dan kepribadianmu untuk menentukan apakah kamu cocok untuk mengisi posisi yang sedang dibutuhkan. Oleh karena itu, penting bagi para pelamar kerja untuk memahami pengertian wawancara dan bagaimana cara mempersiapkannya secara efektif.
Pengertian Wawancara dan Fungsinya
Wawancara adalah sebuah proses interaksi antara dua individu atau lebih yang dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi dari pihak yang diwawancarai. Wawancara sendiri sebenarnya merupakan metode pengumpulan data yang paling banyak digunakan di dunia jurnalisme, penelitian, maupun dalam rangka seleksi kerja. Terlepas dari jenis wawancara yang dilakukan, semua tujuannya sama yaitu mendapatkan data dan informasi secara langsung dari pihak yang terkait dengan topik yang sedang dibahas.
Fungsi utama dari sebuah wawancara adalah untuk memperoleh informasi dari narasumber secara terstruktur, efektif dan efisien sehingga dapat kepentingan wawancara dapat tercapai. Dalam dunia jurnalisme, wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi aktual tentang peristiwa atau seseorang yang sedang menjadi sorotan publik. Sedangkan dalam penelitian, wawancara digunakan sebagai salah satu metode pengumpulan data yang memberikan hasil yang cermat dan terpercaya.
Wawancara juga berfungsi untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam tentang pendapat atau opini tertentu dari narasumber. Selain itu, wawancara juga berfungsi sebagai alat untuk mengukur kepercayaan diri narasumber dalam menyampaikan informasinya, sehingga dapat menentukan kualitas data yang dihasilkan oleh wawancara tersebut.
Wawancara memiliki beberapa jenis yang masing-masing memiliki kegunaan tersendiri. Pertama, wawancara terstruktur adalah wawancara yang dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang sudah tertulis dan terstruktur. Wawancara ini biasanya digunakan untuk mendapatkan informasi yang spesifik dan terukur. Kedua, wawancara tidak terstruktur adalah jenis wawancara di mana narasumber dibiarkan lebih bebas dalam memberikan informasinya. Jenis wawancara ini biasanya digunakan dalam penelitian yang lebih kompleks karena berfungsi untuk mendapatkan data yang lebih lengkap dan dalam.
Fungsi wawancara tidak hanya terbatas pada hal-hal di atas. Wawancara juga berfungsi sebagai sarana untuk menjalin hubungan atau relasi dengan narasumber. Dengan melakukan wawancara, seorang pewawancara dapat membangun kepercayaan dan akrab dengan narasumber, sehingga di masa depan dapat menjadi sumber informasi yang lebih mudah diakses.
Wawancara juga berfungsi sebagai sarana untuk pendanaan kebijakan. Dalam banyak kasus, informasi yang didapat dari wawancara dapat menjadi pondasi dalam pembuatan kebijakan oleh sebuah organisasi atau perusahaan. Secara umum wawancara sangat penting dan bermanfaat untuk keperluan apapun.
Dalam melakukan wawancara, seorang pewawancara harus memperhatikan beberapa hal, seperti relevansi pertanyaan dengan topik yang sedang dibahas, cara mengajukan pertanyaan, memperhatikan bahasa tubuh narasumber, dan mencatat jawaban narasumber dengan cermat agar informasi yang didapatkan lebih akurat. Pewawancara juga harus memerhatikan etika dalam melakukan wawancara seperti meminta persetujuan dan menjaga privasi data yang didapatkan.
Sebagai kesimpulan, wawancara adalah sebuah proses interaksi yang dilakukan dengan tujuan memperoleh informasi dari narasumber. Wawancara memiliki berbagai jenis dan fungsi yang masing-masing memiliki kegunaan tersendiri. Seorang pewawancara harus memperhatikan beberapa hal dalam melakukan wawancara seperti relevansi pertanyaan dengan topik yang sedang dibahas, cara mengajukan pertanyaan, memperhatikan bahasa tubuh narasumber, dan mencatat jawaban narasumber dengan cermat.
Tujuan Wawancara dalam Berbagai Bidang
Wawancara adalah kegiatan bertanya jawab untuk mendapatkan informasi dari seseorang atau kelompok. Tujuan dari wawancara sangat beragam tergantung bidang yang dijalani. Berikut ini adalah tujuan wawancara dalam berbagai bidang.
Tujuan Wawancara dalam Pendidikan
Wawancara dalam pendidikan memiliki beberapa tujuan antara lain:
- Mendapatkan informasi mengenai kesiapan atau kemampuan calon siswa dalam menghadapi program yang diikuti.
- Mendapatkan informasi mengenai potensi atau minat calon siswa terhadap program yang diikuti.
- Mendapatkan informasi mengenai latar belakang dan pengalaman calon siswa yang terkait dengan program yang diikuti.
Dengan adanya wawancara dalam pendidikan, pihak sekolah atau universitas bisa lebih memahami calon siswanya dan menentukan kebijakan yang tepat dalam penerimaan siswa baru.
Tujuan Wawancara dalam Profesi
Wawancara dalam profesi atau dunia kerja memiliki beberapa tujuan antara lain:
- Mendapatkan informasi dari calon karyawan tentang latar belakang, pengalaman, dan keterampilan yang dimiliki.
- Mengevaluasi soft skills calon karyawan seperti kemampuan berkomunikasi, kerjasama, kepemimpinan, dan inisiatif.
- Menjalin hubungan baik dengan calon karyawan dan merekrut orang yang sesuai dengan budaya perusahaan.
Wawancara dalam profesi sangat penting untuk menentukan apakah seorang karyawan cocok dengan posisi yang ditawarkan dan budaya perusahaan.
Tujuan Wawancara dalam Jurnalistik
Wawancara dalam jurnalistik memiliki beberapa tujuan antara lain:
- Mendapatkan informasi terkait dengan topik yang sedang dibahas atau diliput.
- Mendapatkan sudut pandang atau opini dari narasumber mengenai topik yang sedang dibahas.
- Menambah wawasan dan pengetahuan penulis terkait dengan topik yang sedang dibahas.
Wawancara dalam jurnalistik sangat penting untuk mendapatkan informasi dan sudut pandang yang berbeda tentang suatu topik yang sedang dibahas.
Tujuan Wawancara dalam Riset
Wawancara dalam riset memiliki beberapa tujuan antara lain:
- Mendapatkan informasi yang lebih detail mengenai topik atau objek penelitian.
- Mendapatkan pendapat dan sudut pandang dari narasumber terkait dengan topik atau objek penelitian.
- Menyelesaikan permasalahan atau misteri yang menjadi topik penelitian.
Wawancara dalam riset sangat penting untuk mendapatkan data primer yang merupakan sumber data yang paling valid dan lengkap.
Dalam kesimpulannya, wawancara memiliki tujuan yang beragam tergantung bidang yang dijalani. Dalam semua bidang, wawancara menjadi kegiatan yang sangat penting untuk mendapatkan informasi yang akurat dan lengkap.
Jenis-Jenis Wawancara dan Penerapannya
Wawancara adalah salah satu metode pengumpulan data yang sering digunakan dalam penelitian. Ketika melakukan wawancara, peneliti mengajukan pertanyaan tertentu pada subjek yang akan diwawancarai untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Ada beberapa jenis wawancara yang dapat dilakukan, tergantung pada tujuan serta jenis data yang diinginkan. Berikut ini adalah beberapa jenis wawancara dan penerapannya:
1. Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur adalah jenis wawancara yang dilakukan dengan mengacu pada daftar pertanyaan tertentu. Pertanyaan sudah disusun sebelumnya dan hanya mengajukan pertanyaan yang relevan dengan topik penelitian. Wawancara terstruktur dapat membantu memperoleh data yang sistematis dan terstruktur, karena peneliti dapat mengamati kesamaan dan perbedaan dalam jawaban responden. Jenis wawancara ini cocok untuk penelitian kuantitatif karena memungkinkan untuk merumuskan hipotesis dan menguji teori.
2. Wawancara semi-terstruktur
Wawancara semi-terstruktur adalah jenis wawancara yang menggabungkan pertanyaan terstruktur dan tidak terstruktur. Dalam wawancara semi-terstruktur, peneliti dapat menambahkan pertanyaan yang relevan dengan menjalin hubungan dan mengeksplorasi isu-isu yang muncul selama wawancara. Wawancara jenis ini cocok untuk penelitian kualitatif, karena dapat menghasilkan data yang terperinci dan lengkap.
3. Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah jenis wawancara yang mengandalkan interaksi bebas antara peneliti dan responden. Peneliti memperoleh data dengan cara lebih fleksibel dan responsif terhadap jawaban yang diberikan oleh responden. Wawancara tidak terstruktur sangat bergantung pada kemampuan peneliti dalam mengolah informasi. Jenis wawancara ini sering digunakan dalam penelitian kualitatif, terutama ketika peneliti ingin mendapatkan informasi yang lebih mendalam dan mengeksplorasi perspektif subjek secara lebih mendalam.
Adapun penerapannya, jenis wawancara tersebut dapat disesuaikan dengan topik penelitian serta jenis data yang ingin diperoleh. Sebelum melakukan wawancara, penting untuk memastikan bahwa pertanyaan yang disusun relevan dengan topik dan tujuan penelitian. Selain itu, konsistensi dalam pengajuan pertanyaan juga penting, sehingga data yang dihasilkan dapat diandalkan.
Peneliti dapat menggunakan lebih dari satu jenis wawancara dalam penelitian, tergantung pada kebutuhan dan tujuan penelitian. Jangan lupa untuk mencatat dan merekam setiap wawancara, sehingga data dapat diakses kembali dan diolah dengan lebih baik di masa depan.
Persiapan yang Perlu Dilakukan Sebelum Melakukan Wawancara
Wawancara adalah salah satu cara terbaik untuk memperoleh informasi dari sumber yang diwawancarai. Namun, seperti halnya yang terjadi pada kebanyakan hal di dalam kehidupan, persiapan yang matang sangatlah penting dalam melakukan wawancara. Dalam artikel ini, akan dibahas mengenai persiapan yang perlu dilakukan sebelum melakukan wawancara.
1. Mempersiapkan Pertanyaan
Sebelum melakukan wawancara, seorang pewawancara haruslah menyiapkan pertanyaan yang akan diajukan. Mempersiapkan pertanyaan dapat membantu mengarahkan jalannya wawancara. Ketika menyiapkan pertanyaan, pewawancara haruslah memahami tujuan dari wawancara dan berusaha untuk menjalin hubungan yang baik dengan calon narasumber. Hal ini dapat dilakukan melalui penyusunan pertanyaan yang terbuka dan tidak menimbulkan perselisihan.
2. Memahami Mengenai Narasumber
Selain menyiapkan pertanyaan, seorang pewawancara juga harus memahami mengenai narasumber. Hal ini dapat dilakukan dengan membaca profil narasumber atau membaca artikel yang pernah ditulis oleh narasumber. Dengan mempersiapkan diri sebelum melakukan wawancara, seorang pewawancara dapat menghindari situasi di mana ia tidak mengetahui apa yang sedang dibicarakan selama wawancara.
3. Memperbaiki Keterampilan Berbicara
Seorang pewawancara yang baik haruslah memiliki keterampilan berbicara yang baik. Untuk memperbaiki keterampilan berbicara, seorang pewawancara dapat belajar dari orang lain atau mengikuti pelatihan dan kursus. Pewawancara juga harus menghindari menggunakan bahasa yang terlalu formal atau tidak akrab agar narasumber merasa lebih nyaman dalam berbicara.
4. Mengatur Jadwal
Mengatur jadwal sangatlah penting dalam melakukan wawancara. Sebaiknya, pewawancara mengetahui jadwal narasumber dan memilih waktu yang tepat untuk melakukan wawancara. Pewawancara juga harus menghindari mengganggu waktu istirahat atau waktu yang sibuk bagi narasumber, seperti ketika narasumber sedang menyelesaikan tugas penting atau ketika narasumber sedang mengemudi.
Selain itu, pewawancara juga harus memastikan bahwa tempat wawancara aman, nyaman, dan kondusif untuk berbicara. Jika wawancara dilakukan via telepon atau video, pastikan bahwa sinyal internet atau sinyal telepon lancar dan pastikan bahwa perangkat yang digunakan sudah tersiapkan.
Secara umum, persiapan yang matang dapat membantu pewawancara dalam menghadapi situasi yang tidak diinginkan selama wawancara. Semua persiapan tersebut akan membantu pewawancara untuk menjadi pembicara yang lebih efektif dan mendapatkan informasi yang lebih berharga dari calon narasumber. Dalam melakukan wawancara, pewawancara harus selalu mengingat bahwa kepercayaan narasumber adalah hal yang paling penting.
Etika dan Teknik dalam Melakukan Wawancara yang Baik dan Benar
Wawancara adalah suatu metode atau cara untuk mendapatkan informasi dari seseorang secara langsung. Dalam dunia jurnalistik, wawancara menjadi teknik dasar dalam mengumpulkan berita. Namun, dalam melakukan wawancara, diperlukan etika dan teknik yang baik dan benar agar informasi yang didapat tetap akurat dan tidak menimbulkan kontroversi.
Etika dalam Melakukan Wawancara
Etika dalam melakukan wawancara merupakan dasar penting untuk menjaga profesionalitas dan kepercayaan publik. Berikut adalah beberapa etika yang harus dipegang dalam melakukan wawancara:
1. Kejujuran
Kejujuran merupakan prinsip dasar dalam melakukan wawancara. Seorang pewawancara harus selalu jujur dalam menjalankan tugasnya. Sehingga, informasi yang didapat benar-benar sesuai dengan fakta dan tidak mengada-ada. Pewawancara juga harus tidak memaksakan diri untuk mengambil informasi yang tidak seharusnya diperoleh.
2. Kerahasiaan Sumber
Pewawancara harus menjamin kerahasiaan sumber informasi yang diperoleh dalam wawancara. Informasi tersebut harus disimpan dengan baik dan tidak dicampuradukkan dengan informasi lain yang berbeda. Pewawancara juga harus tetap menghargai privasi sumber informasi.
3. Menghormati Wawancarawan
Pewawancara harus menghormati wawancarawan dan memberikan kesempatan kepada wawancarawan untuk mengekspresikan pendapatnya secara bebas. Pewawancara juga harus memberikan tindakan yang tepat apabila wawancarawan mengalami kesulitan atau kesulitan lainnya.
4. Tidak melanggar hukum
Pewawancara harus taat pada hukum dan tidak melakukan tindakan yang melanggar hukum dalam melakukan wawancara. Contohnya, meminta uang untuk memberikan informasi yang seharusnya tidak dibagikan secara bebas atau melaporkan informasi palsu yang dapat membahayakan orang lain.
Teknik dalam Melakukan Wawancara
Dalam melakukan wawancara, bukan hanya etika yang harus diperhatikan namun teknik juga menjadi faktor penting agar informasi yang didapat tetap akurat dan menghasilkan berita yang baik dan benar. Berikut adalah beberapa teknik yang dapat diterapkan oleh pewawancara:
1. Persiapan Sebelum Wawancara
Sebelum melakukan wawancara, pewawancara harus melakukan persiapan terlebih dahulu. Persiapkan pertanyaan yang akan ditanyakan, riset tentang topik yang akan diwawancarai, dan mengenali latar belakang wawancarawan. Sehingga, hasil wawancara dapat lebih terarah dan efektif.
2. Menjalin Koneksi
Saat bertemu dengan wawancarawan, pengenalan diri dan bersikap ramah dapat membantu membuka koneksi. Hal ini akan memudahkan pewawancara menyampaikan maksud dan tujuan wawancara yang dilakukan serta membuat wawancarawan lebih nyaman dalam memberikan jawaban.
3. Menciptakan Atmosfer yang Nyaman
Menjaga suasana yang nyaman serta tidak terlalu formal adalah salah satu kunci sukses dalam melakukan wawancara. Pewawancara harus bisa menciptakan atmosfer yang nyaman dan tidak membuat wawancarawan merasa takut dan tidak dapat berbicara dengan bebas.
4. Mendengarkan dengan Cermat dan Mencatat
Seorang pewawancara harus mendengarkan wawancarawan dengan cermat dan mencatat poin-poin penting dari jawaban wawancarawan. Hal tersebut akan memudahkan pewawancara dalam menyusun berita yang baik dan benar. Tidak hanya itu, pewawancara juga harus memaklumi bila wawancarawan meminta waktu untuk memberikan jawaban yang lebih mendalam atau melengkapinya.
5. Bertindak Profesional dan Tetap Fokus
Dalam melakukan wawancara, pewawancara harus mampu menjaga sikap profesional dan tetap fokus terhadap tujuan wawancara. Hindari melakukan pernyataan atau tindakan yang dapat menimbulkan opini pribadi yang dapat mempengaruhi hasil wawancara. Sebuah informasi yang dipaparkan juga harus difilter kembali.
Dengan menjalankan etika dan teknik yang baik dan benar dalam melakukan wawancara, akan menjaga profesionalitas seorang pewawancara dan hasil yang didapat dari hasil wawancara tetap akurat dan dapat diandalkan. Pewawancara pun dapat mendapatkan kepercayaan dari wawancarawan dan publik.
Itulah pembahasan mengenai pengertian wawancara dan pentingnya bagi pelamar kerja. Dalam pencarian pekerjaan, wawancara merupakan salah satu tahap yang harus dijalankan. Melalui wawancara, perusahaan bisa mengetahui sejauh mana kompetensi dan kualifikasi yang dimiliki oleh calon karyawan. Oleh karena itu, sebagai calon karyawan, kita harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya dalam menghadapi wawancara. Mulai dari penampilan, attitude, hingga persiapan materi, semua harus diperhatikan dengan baik. Dengan begitu, harapan untuk diterima sebagai karyawan di perusahaan impian akan semakin besar. Semoga artikel ini bermanfaat bagi pembaca dalam mempersiapkan diri menghadapi wawancara pekerjaan!